Bismillah.
Membaca judulnya mungkin akan membuat kamu merasa antusias atau kurang percaya, apalagi jika mencangkup tentang kehidupan.
Sebenarnya tulisan satu ini bukan bermaksud untuk mengajarkan kamu untuk jadi kaya raya atau menjadi orang yang terpandang sehingga kesulitan hidup bisa terlepas.
Saya tidak bisa memaklumi ada orang yang melakukan pinjaman dengan alasan yang menurut saya masih ada jalan lain selain berhutang.Kasusnya seperti ini, ada satu keluarga yang telah memiliki sebuah televisi yang keadaannya masih layak. Tetapi apa yang dilakukan oleh keluarga tersebut membuat saya geleng-gelang kepala karena mereka rela berhutang agar bisa membeli TV model baru yang biasa ada di rumah-rumah mewah.
Okelah jika ini dilakukan oleh keluarga yang perekonomiannya menengah ke atas, karena mereka bisa membayar cash dan walaupun melakukan kredit pasti bisa melunasinya.
Saya sedikit pesimis dengan keluarga yang satu ini, yang melihat keadaan rumahnya saja bisa dibilang sedikit layak. Kok mau ya mengajukan pinjaman untuk membeli barang yang tidak menjadi kebutuhan mendesak.
Ini kebutuhan atau hanya gengsi semata?
Alangkah baiknya jika keluarga tersebut menggunakan TV lamanya saja dan mengumpulkan uang untuk membuka usaha sehingga keadaan ekonomi keluarg a menjadi lebih baik lagi!.
Bukankah agama Islam sangat keras akan hal hutang-piutang dan kalau bisa jangan sampai terjerat hal tersebut.
Inilah mengapa banyak masyarakat yang terlena dan tidak menyadari jika dengan berhutang ada kemungkinan menimbulkan masalah pada kehidupannya jika terlambat melunasi hutang tersebut.
Saya sarankan sebelum mengajukan pinjaman pikir 100 kali apakah alasan kamu untuk berhutang ?. Untuk keperluan mendesak kah, atau hanya untuk membeli barang yang tidak berguna. Bahkan menurut saya walau keadaan mendesak sekalipun kamu harus menghindari berhutang kecuali jika tidak berhutang kamu bisa mati.
Toh masih ada jalan lain selain berhutang, seperti untuk kasus diatas yang bisa menggunakan tv lamanya dibandingkan harus membeli/kredit TV baru.
2. Bantu Orang Lain
Ini menjadi penyakit sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini, terutama yang ada di kota-kota.
Kita tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya karena kitalah yang membiarkan budaya luar meracuni keluhuran budaya Indonesia yang sejak dulu terkenal dengan sistem gotong royong.
Memang banyak yang beranggapan untuk apa menolong orang lain, toh kamu saja masih susah. Ini yang salah dan sangat fatal.
Jika kamu saat ini dalam keadaan susah, terjerat kesulitan hidup maka saatnya bagi kamu untuk menolong orang lain. Dengan menolong orang lain maka kesulitan hidup kamu akan terselesaikan dengan bantuan orang lain pula.
Tidak perlu bantuan yang besar, mulai dari yang kecil yang tidak merugikan kamu namun berarti sangat besar untuk orang yang kamu tolong.
Jika kamu beragama Islam maka pastinya kamu sudah pernah mendengar "jika mau kesulitan hidup kamu hilang maka bantulah orang lain". Bukan sebaliknya menunggu kamu senang dan sukses dulu baru membantu orang lain, ya kalau kamu tidak lupa setelah sukses !. Namun kebanyakan orang akan lupa bahkan cenderung sombong jika sudah sukses. :)
3. Persingkat Berpikir untuk Action
Banyak orang ingin menjadi sukses, kaya raya, memiliki jabatan tinggi namun berpikir berjuta-juta kali untuk memulainya.
Yang lebih parahnya lagi dan sangat mengejutkan ini mayoritas terjadi pada orang yang bergelar S-1 dan diatasnya.
Mungkin mereka ingin menerapkan pola pikir ilmia dan terstruktur yang sudah diterima saat menempuh pendidikan. Yang pada akhirnya ke bablasan dan sudah capek sebelum bertindak, energi terkuras untuk memikirkan hal-hal sistematis, teori, membaca buku, menguji hal-hal yang kurang penting dan sebagainya.
Mereka lupa 10% tindakan lebih baik dari pada 90% energi yang digunakan untuk berpikir. Berpikir sebelum bertindak sangat perlu namun yang menjadi masalah adalah terlalu banyak berpikir namun sangat kecil action bahkan tidak melakukan tindakan sama sekali.
Saat ini persentase penilaian terhadap seseorang dilihat berdasarkan tindakannya, bukan pemikirannya. Coba tengok publik figur yang mengandalkan kontroversi karena tindakannya akan lebih banyak di liput media dibandingkan dengan yang berprestasi karena pemikiranyya.
Bahkan seorang kepala negara yang bermodal pencitraan lebih banyak penggemarnya dibandingkan kepala negara yang benar-benar memiliki pemikiran yang bisa memajukan bangsa.
Ini realita dan berlaku juga untuk semua hal. Lalu apa hubunganya dengan permasalahan hidup?.
Individu yang lebih banyak action dan menggunakan pikirannya untuk legalitas actionnya tersebut akan lebih sukses dibandingkan dengan individu yang hanya berfikir saja tanpa tindakan.
Kesuksesan ini akan menghindarkan pelakunya dari jeratan finansial yang di anggap sebagi indikator kesulitan hidup pada zaman sekarang ini.
Oleh sebab itu berpikirlah untuk memastikan bahwa tindakan yang kamu lakukan legal dan tidak melanggar hukum bukan malah sibuk berpikir namun action yang dilakukan ilegal.
Kesimpulannya adalah hindari melakukan hutang, jangan berpikir panjang untuk memulai usaha (action) namun berpikir panjanglah untuk mengeluarkan uang (belanja) dan memastikan tindakan yang kamu lakukan legal. Quote ini bukan mengajarkan kamu untuk menjadi kikir atau pelit untuk bersedekah melainkan berbelanja. Kamu harus menjadi orang yang selalu memikirkan masak-masak jika ingin membelanjakan uang yang sudah susah paya kamu peroleh.
Ini juga yang menyebapkan mengapa orang yang terlihat memiliki kelakuan bodoh atau yang putus sekolah selalu lebih sukses dibandingkan dengan orang yang memiliki pendidikan tinggi yang banyak mikir tanpa action. Kamu bisa mengambil contoh nyata dari CEO perusahaan top dunia seperti Facebook, Microsoft, Apple, dan masih banyak lagi yang didirikan oleh orang-orang yang tidak melanjutkan kuliah (drop out).
Toh kenyataanya mereka bisa menjadikan perusahaannya mendominasi panggung dunia dan menjadi milyader. Karena mereka selalu action dengan perhitungan matang dan membelanjakan uang yang di dapat dengan perhitungan matang pula.
Mark Zuckerberg yang hartanya banyak lewat facebook melakukan pernikahan secara sederhana dengan hanya mengundang kerabat dekat.
Kita tidak perlu menjadi sebesar mereka dan mencopy 100%. Namun kita bisa mengambil pelajaran dan menjadikan contoh yang positif dari mereka, yang pada akhirnya bisa mengeluarkan hidup dari kesulitan bahkan berkontribusi membantu pemerintah menciptakan solusi bagi masyarakatnya.
So, Jangan berhutang, jangan banyak pikir, segera action dan gunakan pikiran kamu untuk memastikan bahwa tindakan yang kamu lakukan sesuai prosedur (legalitas).
Demikian postingan saya kali ini, semoga bisa memberikan manfaat bagi kamu yang sedang mengalami himpitan hidup dan semoga Allah swt selalu membantu kamu aamiin.