Pengertian Neonatus Perubahan Kulit yang Terjadi pada Neonatus Bayi dan Dewas Karakteristik, Fungsi
Kulit Neonatus
Ada perbedaan yang sangat besar dari permukaan dan volume tubuh bayi dan anak remaja. Kulit bayi lebih tipis dari pada anak remaja. Lapisan di bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih tinggi. Lapisan asid ada dalam beberapa minggu pertama dan pada bayi lebih mudah terkena gangguan dari pada anak remaja.Karakteristik Kulit Neonatus
Berkaitan dengan anatomi dan fisiologi dari kulit, kulit pada bayi relatif tipis, dan mempunyai suatu kandungan air yang tinggi pada lapisan dalam dan fungsi perlindungan yang belum berkembang dengan penuh. Perlindungan melalui sebum seperti pada kulit remaja masih belum bisa. Kondisi kulit bayi baru lahir mengalami peralihan dari lingkungan dalam kandungan terhadap perubahan suhu dengan kelembaban udara yang berubah-ubah dan juga kontak dengan kuman, patogen, substansi yang berbahaya dapat mengganggu kulit bayi setelah kelahiran (Sujayanto, 2001).Fungsi Kulit pada Neonatus :
1. Proteksi secara fisis dan imunologis.2. Mengatur suhu tubuh.
3. Mengatur keseimbangan elektrolit.
4. Persepsi ( panas, dingin, tekanan, nyeri dan perabaan).
5. Ekskresi (Hasan at all,2002, hlm. 167)
Perubahan Kulit yang Terjadi pada Neonatus[2]
Permukaan kulit normal pada neonatus akan bereaksi asam (variasi antara pH 4,5 – 6,5). Keasaman ini ditimbulkan oleh bahan kimia tertentu dalam sebum dan keringat. Oleh sebab itu dikatakan bahwa kulit mempunyai acid mantle. Keasaman inilah yang menyebabkan permukaan kulit mempunyai sifat aseptik seperti halnya keasaman lambung dan vagina. Daerah keasaman yang berkurang pada daerah intertriginosa (lipatan kulit) menyebabkan daerah tersebut lebih mudah dan lebih sering diserang oleh kuman dan jamur. Sebum terdiri dari asam lemak, kolesterol, alkohol, gliserida, dan fosfatida. Sebum yang teremulsikan oleh keringat berfungsi sebagai pelumas kulit yang mempunyai daya fungistatik.Anak dan bayi menghasilkan sebum agak kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa ( puncak produksi terjadi pada masa pubertas dan adolesen), sehingga pada kulit bayi lebih kering dibandingkan orang dewasa. (Darsana, 2009 1, Efektifitas Perawatan Perianal Dengan Baby Oil Terhadap Pencegahan Diaper Derma titis Pada Neonatus. (http://darsananursejiwa. blogspot. com diperoleh 30 oktober 2009)Perbedaan Kulit Neonatus, Bayi dan Dewasa
Secara histopatologis terdapat perbedaan struktur kulit pada neonatus prematur neonatus cukup bulan, dan dewasa. Perbedaan struktur kulit neonatus prematur, neonatus cukup bulan, dan orang dewasaBerbagai perbedaan penting antara kulit bayi dengan kulit dewasa, antara lain:
1. Kulit relatif lebih tipis dan perlekatan antar sel masih longgar.
2. Produksi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea lebih sedikit.
3. Terdapat peningkatan potensi mengalami iritasi.
4. Terdapat peningkatan kerentanan terhadap infeksi, terutama bakteri
5. Sedikit kemungkinan mengalami alergi kontak.
6. Permeabilitas perkutan meningkat, terutama pada bayi prematur atau bila terjadi kerusakan kulit.
7. Perbandingan luas permukaan kulit terhadap volume cairan tubuh relatif lebih besar, sehingga risiko peningkatan bahan toksik di dalam darah lebih tinggi. Kondisi kulit tersebut memungkinkan spektrum kelainan pada bayi baru lahir bersifat fisiologik dan sementara serta relatif tidak memerlukan terapi atau perawatan husus. Kelainan kulit cenderung lebih banyak diakibatkan oleh infeksi dan iritasi
Popok Bayi
a. Popok Sekali Pakai (Pospak) atau DiapersYang perlu diketahui orangtua adalah kulit bayi. Kulit Bayi sangat lembut dan peka. Sebab itu, bila setiap saat kulit bayi terkontak atau terpapar benda asing seperti keringat, air kencing, atau permukaan kain yang kasar, mudah terjadi gangguan ringan yang bisa membuat kulit kemerahan. dan pemakaian popok yang terlalu ketat (dr Irwan, 2008 , Popok Bayi http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)
Faktor lain yang mempermudah timbulnya ruam popok adalah perawatan kulit yang kurang baik. Misalnya sering menggosok daerah popok dengan kain bertekstur kasar atau tebal (seperti, handuk), jarang mengganti popok yang sudah basah, pemakaian popok yang lembab atau tidak kering betul oleh panas matahari,
Selain itu, ada juga bayi yang alergi terhadap bahan dasar diapers. Dan, ada juga ruam popok yang terjadi karena ibu terlalu ketat memasangkan diapers. sering didapati ibu atau pengasuh yang taken for granteed (kelewat percaya) diapers, sehingga tidak mencek "isi"-nya sampai ber jam-jam. Padahal, mungkin saja saat baru dipasangkan diapers, bayi buang air besar. Ada juga kasus ruam popok akibat kurang cermat membersihkan feses (kotoran) bayi, sehingga di sekitar kelamin masih terdapat sisa feses saat dipasangkan popok baru. "Ini sering terjadi saat bayi diare. Karena sisa feses mengandung bakteri, maka begitu kontak dengan kulit, melukai kulit dan menyebabkan ruam," (dr Irwan, 2008, Popok Bayi http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)
1. Jenis dan Kandungan Diapers
Tidak semua ibu memahami fungsi jenis dan kandungan diapers tersebut bagi bayinya. Diapers, umumnya berbahan dasar bubur kertas atau pulp, kain kasa tipis, juga kain flanel. Biasanya mempunyai lapisan bahan berdaya serap tinggi. Sehingga, mampu menyerap cairan hingga 80-100 kali beratnya sendiri. Atau, kira-kira bisa digunakan untuk menampung jumlah air seni bayi sebanyak 5-8 kali pipis. Lapisan terluar terbuat dari plastik kedap air, agar kotoran bayi tidak tercecer kemana-mana. Sedangkan sejumlah merek saat ini kandungannya diperkaya dengan moistruiser (pelembab) dan aloe vera (lidah buaya) untuk melembutkan. Sejumlah diapers disertai pengharum ringan. Bagian pinggang dan kaki biasanya elastis dengan strip cadangan untuk mencegah kebocoran saat bayi dalam posisi berbaring.
Selain itu, ada pula bayi yang tidak cocok mengenakan satu merek diapers karena mudah terjadi kebocoran. Ini, lebih disebabkan anatomi diapers yang kurang cocok bagi anatomi bayi. Atau, karena bayi terlalu banyak bergerak. "Karena sangat individual sifatnya, adakalanya diapers yang cocok bagi seorang bayi, tidak cocok bagi bayi lain ujar Aisah. Menurutnya, merek, harga, dan cara penjualan diapers (misal, diapers generik) bukanlah faktor penentu cocok-tidaknya diapers bagi seorang bayi.
2. Ukuran
Pilihlah pospak yang seukuran dengan berat bayi dan jangan terlalu besar. Bagaimanapun, fungsi pospak adalah mencegah urin meluber. Bila ukurannya terlalu besar maka fungsinya jadi tidak efektif karena pospak tidak lekat ke tubuh bayi. Selain itu, pospak yang kebesaran pun membuat bayi tidak nyaman bergerak
3. Kualitas
Kualitas pospak juga perlu diperhatikan. Kita bisa menilainya dari kemasan, bahan yang digunakan apakah berpori atau tidak, serta penjelasan yang diberikan oleh produsen yang biasanya tertera di kemasannya (Ari, 2008, Kiat Memilih Pospak. http://www.parenting.co.id).
Bila bayi anda menggunakan popok sekali pakai, perhatikan hal-hal berikut:
- Setiap kali bayi buang air besar, segera ganti popoknya sehingga bayi terhindar dari ruam popok
- Jika perekat popok tampak memebekas di dekat pangkal paha bayi maka berarti popok terlalu ketat, kendurkan lain waktu.
- Jika ruam bayi melebar, ganti merek popok dengan yang lain. Ada beberapa bayi yang sensitif terhadap jenis merek popok tertentu.
- Pada bayi laki-laki, saat akan menutup popok, posisikan penis ke arah bawah.
- Jika tali puat bayi belum lepas, pastikan bagian atas popok tidak mengenai tali pusat.
- Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi (dr Iwan, 2008, Popok Bayi. http://dokteranakku.com, diperoleh 25 Oktober 2009)
4. Cara Menggunakan Diapers yang Baik yaitu:
- Sebelum mengganti atau menggunakan diaper, pastikan tangan Anda bersih.
- Bersihkan area popok bayi; lipatan paha, paha atas, anus dan kelamin. Gunakan lap basah untuk membersihkan. Dan, lap kering untuk mengeringkan sebelum dipakaikan diapers kembali.
- Agar bayi tidak terkena iritasi, oleskan baby oil atau krim khusus pada area popok
- Pakaikan diapers sesuai ukuran. Jangan memberikan diapers terlalu besar atau kecil.
- Perhatikan cara penggunaannya. Pemakaian diaper yang benar akan memberi kenyamanan bagi bayi.
- Sebaiknya seringlah mengganti diaper kalau memang sudah kotor atau "penuh". Frekuensi penggantian sangat tergantung frekuensi buang air kecil atau buang air besar bayi. Jangan tunggu sampai diaper tercium bau amoniak, karena inilah yang bisa mengakibatkan kuman mengiritasi kulit.
Saat mengganti diapers, ulangi proses pembersihan seperti disebut di atas. Setelah itu, biarkan bayi tanpa diapers sebentar, agar kulitnya "bernafas" (Ari, 2008, Nyaman dan Aman Pakai Pospak. http://www.parenting.co.id)
Cara Membuang Pospak yang Benar
Orang tua keliru memperlakukan pospak bekas. Biasanya kita langsung membuang begitu saja pospak yang di dalamnya masih terdapat feses atau tinja. Seharusnya, kata Ari, sebelum pospak dibuang bersihkan dulu dari feses yang menempel di permukaannya. Tentu saja, feses dibuang ke tempat semestinya di kloset.Setelah bersih, lipat popok dengan benar. Gel atau lapisan penampung air seni harus berada di bagian dalam dan tertutup oleh bagian luar pospak. "Hal ini sudah dihimbau oleh WHO sejak beberapa tahun lalu demi kesehatan,". Alasannya, sampah pospak yang bercampur tinja akan mencemari lingkungan rumah kita (Ari, 2008, 2, Nyaman dan Aman Pakai Pospak. http://www.parenting.co.id)
b. Popok Kain
Meski popok sekali pakai lebih praktis dan tidak repot, tapi, tak sedikit orang tua yang tetap memilih popok kain untuk bayinya dengan alasan dapat dibersihkan ulang dan konon ramah lingkungan. Berikut cara menggunakan popok kain yang benar:
- Jika anda menggunakan peniti popok, maka pilih yang bagian pengamannya ditutup bahan plastik.
- Bila popok hanya basah karena pipis bayi maka langsung diletakkan ke keranjang kotor, tapi kalau popoknya basah dan ada kotoran maka bersihkan dulu. Untuk menghilangkan bau, semprotkan campuran air dan baking soda ke popok yang sudah dibersihkan kotorannya.
- Pisahkan popok dari pakaian bayi yang lain dan gunakan deterjen yang lembut. Jangan gunakan pelembut pakaian. Gunakan air hangat dan dua kali pembilasan.
- Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi (dr Irwan, 2008, Popok Bayi http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)
Daftar Pustaka Makalah Neonatus
Darsana. (2009). Efektifitas Perawatan Perianal Dengan Baby Oil Terhadap Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus. http://darsananursejiwa.blogspot.com
dr Irwan. (2008). Popok Bayi, http://dokteranakku.com
Ari. (2008). Kiat Memilih Pospak.http://www.parenting.co.id.[1]
References
- ^ Pengertian Neonatus (www.landasanteori.com)
- ^ Perubahan Kulit yang Terjadi pada Neonatus (www.landasanteori.com)