Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran
       Menurut Ryder (2003), model seperti mitos dan metaphor, dapat membantu kita memhami sesuatu. Apakah model itu diturunkan oleh seseorang atau merupakan hasil penelitian, setiap model menawarkan pemahaman tertentu secara lebih mudah. Model desain pembelajaran menawarkan struktur dan pemahaman tentang desain pembelajaran, menurut para pengembang pembelajaran memahami masalah, merinci masalah kedalam unit-unit yang lebih mudah diatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran.
Nilai sebuah model pembelajaran ditentukan dalam koneteks yang digunakan. Model mengandung maksud tertentu bagi pengguna, menawarkan pernyelesaian dari beban pembelajaran dan menyajikan fokus dan arahan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Model ini dimaksudkan untuk memudahkan para guru melaksanakan pembelajaran. Pola pikir yang digunakan adalah perumusan tujuan, penyusuanan kegiatan belajar, dan penyusuan kegiatan pe nilaian untuk mencapai tujuan serta memahami keefektifan kegiatan belajar yang telah dilaksanakan (Ella Yulaelawati: 2004).
Model pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat belangsungnya pembelajaran, oleh karena itu peranan model pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Suatu model mengajar dapat diartiakan sebagai suatu rencana atau pola yan digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya (Dahlan, 2000). Secara umum istilah model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Dalam pengertian lain "Model" juga diartikan sebagai barang/benda yang sesungguhnya. Seperti "globe" adalah model dari bumi tempat kita hidup (Winataputra, 2002).
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konsep sebagai pedoman dalam mengatur materi pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu yaitu: rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Ismail, 2003). Menurut Joice dan Weil dalam Winataputra (2002), model mengajar memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut adalah sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak intruktusional, dan pengiring. Sintaks merupakan tahapan-tahapan atau urutan kegiatan dari model itu, sedangkan sistem sosial merupakan situasi, norma, suasana yang berlaku dalam model ter sebut. Prinsip reaksi adalah suatu pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan siswa, termasuk bagaimana memberikan respon terhadap siswa. Sistem pendukung merupakan semua sarana dan alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan model tersebut. Dampak instruktusional merupakan hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan yang hendak diharapkan, dan hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar mengajar sebagai akibat tanpa pengarahan langsung dari guru disebut dengan pengiring.
Macam-Macam Model Pembelajaran
a.       Take and Give ( Menerima dan Memberi)
Model pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi
Langkah-langkah :
  1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
  2. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
  3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap peserta didik diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
  4. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi informasi. Tiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.
  5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).
  6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
  7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
  8. Kesimpulan
b.      SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic  yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
c.       Koperatif (CL, Cooperative Learning)
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,  menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan m eminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
d.      Snowball Throwing
Sintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok,  pemanggilan ketua dan diberi tugas  membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi
Langkah-langkah:
1.      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2.      Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3.      Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4.      Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5.      Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
6.      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7.      Evaluasi.
8.      Penutup   
e.       Talking Stick
Sintak pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
Langkah-langkah:
1.      Guru menyiapkan sebuah tongkat.
2.      Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3.      Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
4.      Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
5.      Guru memberikan kesimpulan.
6.      Evaluasi.
7.      Penutup.

Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran
Agar model-model pembelajaran dapat menghasilkan rencana yang efektif dan efisien prinsip-prinsip berikut perlu diperhatikan:
a.       Model pembelajaran hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantap. Nilai yang menjadi dasar bisa berupa nilai budaya, nilai moral, nilai religius, maupun gabungan dari ketiganya. Acuan nilai yang jelas dan mantap akan memberikan motivasi yang kuat menghasilkan rencana yang sebaik-baiknya.
b.      Model pembelajaran hendaknya realistis. Model pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang tersedia. Dalam hal sumber daya hendaknya dipertimbangkan kualitas maupun kuantitas manusia dan perangkat penunjangnya, laporan hasil penelitian sebaiknya tidak mengacu pada sumber daya yang diperkirakan melainkan sumber daya yang nyata.
c.       Model pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kondisi sosial budaya masyarakat, baik yang mendukung maupun menghambat pelaksaan laporan penelitian nanti. Kondisi sosial budaya tersebut misalnya system nilai, adat, istiadat, keyakinan serta cita-cita. Terhadap kondisi sosial budaya yang mendukung pelaksanaan laporan hasil penelitian hendaknya telah direncanakan cara memanfaaatkan secara maksimal faktor pendukung itu, sedangkan terhadap kondisi sosial budaya yang menghambat, hendaknya telah direncanakan cara untuk mengantisipasinya dan menekanya menjadi sekecil-kecilnya.
d.      Model pembelajaran hendaknya fleksibel. Meskipun berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan perencanaan telah dipertimbangkan sebaik-baiknya, masih mungkin terjadi hal-hal yang diluar perhitungan model-model pembelajaran ketika rencana itu dilaksanakan. Oleh karena itu dalam membuat model-model pembelajaran hendaknya disediakan ruang gerak bagi kemungkinan dari rencana sebagai antisipasi terhadap hal-hal diluar perhitungan model-model pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Bayu, Putra. 2015. Model Model Pembelajaran.
Irhan, Muhamad. 2013. Model-Model Pembelajaran yang Inovatif.
Nurhayanti.2015. Makalah Model Pembelajaran.
Tersedia pada: http:// pindaiilmu.blogspot.com./2015/06/ makalah-model-pembelajaran. Diakses Jumat 8 Juli 2016. 
 Hi, semangat pagi siang sore dan malam. kalau dipikir-pikir aku sudah lima (5) bulan vakum dari sini ya? #sudah tahu pake nanya. Hehe, maafkan. Hanya saja semenjak kuliah apalagi sekarang sudah semester V tugas-tugas tidak dapat diabaikan, belum  lagi kegiatan di luar perkuliahan, mohon dimaklumi. Memberitahukan bahwa blogger ini tampilannya berubah bah bah dan bah.Kenapa? alasannya sih agar tidak bosan saja lihatnya itu-itu melulu kikiki. Isi dari blogger ini pun kebanyakan mungkin akan diambil dari tugas-tugasku selama masa perkuliahan atau lirik lagu mungkin? Kenapa tidak memposting cerpen, puisi atau sebagainya? Karena tidak ada inspirasi untuk itu, yang ada dipikiran hanya tugasku yang banyaknya seabrek. Selain itu juga berharap postingan ini lebih bermanfaat. Jangan bosan untuk berkunjung dan jangan lupa pula untuk memberikan komentar, baik itu berupa kritik maupun saran terhadap tampilan bloggernya atau terhadap isinya. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada readers. :D